Nganjuk, KLIKTODAY.CO.ID – Kepala Desa Sukorejo, Kecamatan Loceret, Kabupaten Nganjuk, Sutrisno, akhirnya menyampaikan permintaan maaf secara terbuka kepada insan pers dan lembaga swadaya masyarakat (LSM) usai pernyataannya menuai sorotan. Sebelumnya, Sutrisno yang juga dikenal sebagai Ketua Paguyuban Kepala Desa se-Kecamatan Loceret sempat mengeluarkan pernyataan keras terkait maraknya praktik oknum yang diduga berasal dari luar Nganjuk dan kerap meminta dana ke desa-desa.
Pernyataan Sutrisno sebelumnya sempat menimbulkan keresahan di kalangan wartawan dan aktivis LSM, karena dinilai menyamaratakan semua pihak dan berpotensi menimbulkan kesalahpahaman. Menyadari hal tersebut, ia pun secara tulus menyampaikan klarifikasi serta permintaan maaf.
“Saya menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya, khususnya kepada rekan-rekan media dan LSM yang selama ini menjalankan tugasnya dengan baik, profesional, dan sesuai aturan. Pernyataan saya kemarin tidak bermaksud menyinggung profesi wartawan maupun lembaga mana pun,” ujar Sutrisno dalam keterangannya, Senin (22/9/2025).
Ia menegaskan, maksud dari ucapannya adalah untuk mengingatkan kepala desa agar berhati-hati terhadap oknum-oknum yang tidak jelas identitas dan tujuannya, bukan untuk menuding profesi tertentu. “Yang saya maksud adalah oknum, bukan wartawan atau LSM secara umum. Karena ada laporan dari beberapa desa, mereka didatangi orang yang mengaku dari media atau lembaga, tetapi tidak bisa menunjukkan identitas resmi dan ujung-ujungnya meminta uang. Inilah yang saya tekankan agar diwaspadai,” jelasnya.
Menurut Sutrisno, langkah preventif perlu dilakukan agar pemerintah desa tidak mudah terjebak dalam praktik pemerasan atau intimidasi. Namun demikian, ia mengakui bahwa pemilihan kata-kata saat memberikan pernyataan sebelumnya kurang tepat sehingga menimbulkan salah tafsir. “Sekali lagi saya mohon maaf. Saya juga berharap sinergi antara pemerintah desa, media, dan LSM tetap terjaga dengan baik,” tambahnya.
Sutrisno menyebutkan, dirinya sangat menghargai keberadaan wartawan dan LSM yang selama ini turut berperan dalam mengawal pembangunan di desa, memberikan edukasi kepada masyarakat, serta berfungsi sebagai kontrol sosial. Oleh karena itu, dirinya berkomitmen untuk memperkuat komunikasi dengan insan pers maupun lembaga terkait, agar tidak ada lagi kesalahpahaman serupa.
“Kami para kepala desa tentu terbuka dengan masukan, saran, maupun kritik dari media dan LSM. Justru keberadaan mereka menjadi mitra yang penting dalam membangun transparansi serta akuntabilitas penggunaan anggaran di desa,” ungkap mantan anggota Kopassus TNI AD itu.
Sutrisno juga mengimbau kepada seluruh kepala desa di wilayah Nganjuk untuk tetap profesional dalam melayani setiap pihak yang datang, serta mengutamakan sikap santun dan persuasif jika menemui orang yang mencurigakan. “Mari kita jaga bersama keamanan desa tanpa mengorbankan hubungan baik dengan media dan lembaga yang sah. Dengan begitu, kepercayaan masyarakat terhadap desa akan semakin kuat,” pungkasnya.
Dengan adanya permintaan maaf ini, diharapkan hubungan pemerintah desa dengan wartawan maupun LSM kembali harmonis. Sutrisno menekankan bahwa pengawasan dari berbagai pihak justru diperlukan demi mewujudkan tata kelola pemerintahan desa yang transparan, bersih, dan bebas dari praktik penyalahgunaan kewenangan. (Sutiyani)