SITUBONDO, KLIKTODAY.CO.ID – Penganugerahan penghargaan “penjaga hutan terbaik 2025” oleh Balai Pengelolaan Hutan (BPH) Perhutani Bondowoso kepada Kartoyo, Mantri Kepala Resort Polisi Hutan (KRPH) Kendit, menuai sorotan tajam dan pertanyaan besar pada Jumat, (22/08/25).
Penghargaan ini dianggap sebagai sebuah ironi yang melukai logika. Pasalnya, di wilayah kerja Kartoyo, pencurian dan pembalakan liar justru kian marak, bahkan terkesan dibiarkan.
“Saya heran dan ini sangat menggelitik. Bagaimana bisa wilayah yang sering kehilangan kayu justru mantrinya dapat penghargaan keamanan terbaik?” ungkap Rosi, seorang pemerhati hutan, dengan nada penuh keheranan.
Ia menambahkan bahwa sejak 2022, ribuan pohon telah hilang di wilayah tersebut, dan di bawah kepemimpinan Kartoyo, pembalakan liar semakin menjadi-jadi. “Terkesan dibiarkan, yang terpenting ada ‘silaturahmi’ yang baik, pasti bebas,” sindirnya, mempertegas dugaan adanya praktik yang mencurigakan.
Rosi juga membeberkan fakta lapangan yang lebih mencengangkan. “Kejadian terakhir di tahun 2025 terjadi di hutan lindung Desa Tambak Ukir dan Kampung Kerapu Desa Kelatakan, Kecamatan Kendit, yang dijaga langsung oleh mantrinya saat para pelaku memotong kayu. Ironisnya lagi, hingga kini banyak tonggak bekas tebangan yang belum di-letter,” paparnya.
Senada dengan Rosi, Pipit Rodiyanto, pemerhati hutan lindung lainnya, menegaskan bahwa penghargaan tersebut tidak layak diberikan. “Sangat banyak hutan yang rusak di zamannya,” ujarnya lugas.
Pipit bahkan menjadi saksi saat tim Penegakan Hukum (Gakkum) turun ke lokasi Petak 44, namun mereka “angkat tangan” karena saking banyaknya tonggak bekas tebangan. Ini menguatkan dugaan bahwa kerusakan hutan di wilayah tersebut sudah berada pada tingkat yang parah.
Untuk mengonfirmasi hal ini, awak media Klik Today telah berupaya menghubungi Mantri Kartoyo melalui pesan WhatsApp. Namun, meski pesan telah diterima, ia terkesan cuek dan tidak memberikan tanggapan. Sikap ini seolah mempertegas keengganan pihak yang disorot untuk memberikan klarifikasi.
Sementara itu, Kepala Administratur Perhutani (ADM) KPH Bondowoso, Munir, memberikan tanggapan yang terkesan mengelak. Ia hanya menjawab singkat, “Monggo ke kantor saja cak, kalau urusan manajemen sudah sesuai aturan internal kami.” ucapnya.
Namun, setelah didesak, Munir akhirnya menjelaskan bahwa “Penghargaan itu diberikan berdasarkan, pertimbangan dan proses rapat tim kepegawaian Perhutani KPH Bondowoso khusus di bidang keamanan hutan.” katanya.
Ia mengatakan bahwa KRPH Kendit adalah salah satu dari banyak personel yang mendapatkan penghargaan dalam bidang masing-masing. (Hafiz S-One)