DBHCHT 2025: Dinkes Bondowoso Genjot UHC dan Perangi Stunting

DBHCHT
Foto: Plt. Kepala Dinas Kesehatan Bondowoso, dr. Moch. Jasin, saat di wawancara diruanganya pada Selasa 29 Juli 2025. (Dok: kliktoday/SMSI)

Bondowoso, KLIKTODAY.CO.ID – Dinas Kesehatan Kabupaten Bondowoso menargetkan penggunaan Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) tahun 2025 untuk mendukung dua program prioritas: Universal Health Coverage (UHC) dan penurunan angka stunting. Alokasi anggaran yang diterima Dinas Kesehatan mencapai Rp24,1 miliar, dengan porsi terbesar difokuskan untuk jaminan kesehatan masyarakat dan upaya preventif terhadap stunting.

Plt. Kepala Dinas Kesehatan Bondowoso, dr. Moch. Jasin, M.Kes., menjelaskan bahwa dari total anggaran DBHCHT tersebut, sebesar Rp11,6 miliar dialokasikan untuk mendukung implementasi UHC. Program ini bertujuan memastikan seluruh warga Bondowoso, tanpa terkecuali, mendapatkan akses layanan kesehatan melalui jaminan pembiayaan yang ditanggung pemerintah.

“Universal Health Coverage atau UHC adalah sistem yang menjamin semua orang mendapatkan layanan kesehatan yang mereka butuhkan tanpa mengalami kesulitan finansial. Komitmen kami adalah menjadikan layanan kesehatan mudah diakses, terutama bagi masyarakat kurang mampu,” ujarnya saat di wawancara diruanganya pada Selasa (29/07/2025)

BACA JUGA :
Dukung Kelestarian Alam, TMMD 123 Kodim 0822 Bondowoso Gelar Aksi Tanam Pohon

Selain UHC, Dinkes Bondowoso juga fokus pada penurunan angka stunting yang saat ini berada di angka 11 persen. Melalui dukungan DBHCHT, target penurunan angka stunting ditetapkan menjadi 10 persen pada 2025. Upaya ini dilakukan melalui peningkatan gizi ibu hamil dan balita, penyediaan makanan tambahan, edukasi kesehatan, dan penguatan peran posyandu.

BACA JUGA :
Jelang Penutupan TMMD ke-123, Pembangunan Pos Kamling di Bondowoso Masuki Tahap Akhir

“DBHCHT bukan hanya dimanfaatkan untuk pengobatan, tapi juga untuk kegiatan promotif dan preventif, termasuk intervensi stunting. Kami libatkan seluruh puskesmas, kader, dan pemangku kepentingan lainnya untuk bersama-sama menurunkan prevalensi stunting,” tutur dr. Jasin.

Ia juga menambahkan bahwa kolaborasi lintas sektor akan terus diperkuat, termasuk dengan Dinas Sosial, Dinas Pendidikan, hingga pemerintah desa. Menurutnya, penanganan stunting tidak bisa dilakukan secara sektoral, tetapi harus terintegrasi dengan pendekatan keluarga.

BACA JUGA :
Babinsa 0822/05 Pakem Melaksanakan Peninjauan UMKM Warga Sekitar

“Ini bukan sekadar angka, tetapi menyangkut masa depan anak-anak Bondowoso. Kami ingin memastikan setiap anak tumbuh sehat dan optimal,” tegasnya.

Dengan optimalisasi dana DBHCHT, Dinas Kesehatan Bondowoso berharap pelayanan kesehatan semakin merata, kualitasnya meningkat, dan angka stunting bisa ditekan secara signifikan demi generasi Bondowoso yang lebih sehat dan unggul. (Supriadi/ADV)