Bondowoso, KLIKTODAY.CO.ID – Menyongsong datangnya musim hujan yang diperkirakan mulai pada pekan ketiga Oktober 2025, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bondowoso memperkuat kesiapsiagaan bencana dengan pendekatan kolaboratif lintas sektor. Langkah ini menjadi bagian dari upaya nyata Pemkab untuk membangun sistem mitigasi bencana yang berbasis komunitas dan berkelanjutan.
Forum koordinasi kesiapsiagaan bencana digelar di Alun-Alun RBA Kironggo Bondowoso, melibatkan unsur pemerintah daerah, TNI/Polri, media, relawan, hingga masyarakat. Jumat (17/10/2025)
Dalam kesempatan itu, Bupati Bondowoso Abdul Hamid Wahid menegaskan bahwa kesiapsiagaan menghadapi bencana merupakan tanggung jawab bersama.
“Bencana adalah urusan bersama. Kami libatkan semua unsur, termasuk media dan relawan, karena hanya dengan sinergi yang kuat kita bisa mengantisipasi dampaknya,” ujar Bupati Hamid.
Bondowoso termasuk daerah dengan tingkat kerentanan tinggi terhadap bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, angin kencang, dan kekeringan. Menghadapi potensi tersebut, Pemkab menitikberatkan pada edukasi masyarakat, pembersihan saluran air, serta penataan lingkungan untuk menekan risiko bencana.
“Risiko bisa diminimalkan jika kita siap. Sosialisasi, kebersihan saluran air, dan koordinasi dengan pihak irigasi menjadi langkah awal pencegahan yang sangat penting,” tambah Bupati.
Langkah ini juga sesuai dengan arahan BMKG dan BPBD yang memperingatkan potensi meningkatnya cuaca ekstrem pada akhir tahun. Berdasarkan peta risiko, sejumlah wilayah di Bondowoso seperti Maesan, Sukosari, Tenggarang, Tapen, Kelabang, Cermee, dan sebagian kawasan Ijen masuk kategori rawan bencana.
“Untuk wilayah kota, fokus kami pada perbaikan drainase guna mengantisipasi banjir. Sedangkan di Ijen, kami telah memasang alat deteksi dini karena masuk zona prioritas,” ungkapnya.
Sebagai bagian dari strategi pengurangan risiko, Pemkab telah membentuk 11 Desa Tangguh Bencana (Destana) yang melibatkan pelajar sekolah dasar hingga menengah pertama. Selain itu, edukasi kebencanaan diberikan secara berkelanjutan, termasuk simulasi evakuasi dan pengelolaan dokumen penting saat darurat.
“Kami dorong masyarakat agar menyiapkan tas siaga berisi dokumen penting dan kebutuhan dasar. Langkah kecil ini bisa menyelamatkan saat situasi genting,” imbau Bupati Hamid.
Kendati menghadapi tantangan berupa penyesuaian anggaran tahun 2026, Pemkab Bondowoso tetap berkomitmen mempertahankan Indeks Ketahanan Daerah (IKD) melalui optimalisasi program prioritas.
“Destana dan dokumen perencanaan tetap kami dorong. Jika tidak tercover APBD, Dana Desa bisa menjadi alternatif pembiayaan karena memang diarahkan untuk penanganan bencana,” tegasnya.
Dengan semangat kolaborasi, Pemkab Bondowoso berharap kesiapsiagaan masyarakat semakin meningkat, sehingga dampak bencana di musim hujan dapat ditekan seminimal mungkin.